Minggu, 22 November 2015

TUGAS GEOMORFOLOGI INDONESIA PULAU SULAWESI

TUGAS GEOMORFOLOGI INDONESIA PULAU SULAWESI





DI SUSUN OLEH :
NAMA                                           : ARTASIA YUNENSI
KELAS                                          : 3C
NIM                                              : 2014133104
DOSEN PEMBIMBING             : NURANISA,M.Pd





UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
TAHUN AJARAN
2015/2016







KONDISI MORFOLOGI PULAU SULAWESI

Pulau Sulawesi mempunyai bentuk yang berbeda dengan pulau lainnya. Apabila melihat busur-busur disekelilingnya. Benua Asia, maka bagian convaknya mengarah ke Asia tetapi Pulau Sulawesi memiliki bentuk yang justru convaknya yang menghadap ke Asia dan terbuka ke arah Pasifik, oleh karena itu Pola Sulawesi sering disebut berpola terbalik atau inverted arc. Pulau Sulawesi terletak pada zone peralihan antara dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul dan dikelilingi oleh laut yang dalam. Dibagian utara dibatasi oleh Basin Sulawesi ( 5000 – 5500 m ). Di bagian Timur dan Tenggara di batasi oleh laut Banda utara dan Laut Banda Selatan dengan kedalaman mencapai 4500 – 5000m. Sedangkan untuk bagian Barat dibatasi oleh Palung Makasar (2000-2500m). Sebagian besar daerahnya terdiri dari pegunungan dan dataran rendah yang terdapat secara sporadik, terutama terdapat disepanjang pantai. Dataran rendah yang relatif lebar dan padat penduduknya adalah dibagian lengan Selatan.
Berdasarkan orogenesanya dapat dibagi ke dalam tiga daeran (Van Bemmelen, 1949) sebagai berikut :
Ø  Orogenese di bagian Sulawesi Utara
Ø  Orogenese di bagian Sulawesi Sentral
Ø  Orogenese di bagian Sulawesi Selatan
1.      Orogenese di bagian Sulawesi Utara
Meliputi lengan Utara Sulawesi yang memanjang dari kepulauan Talaud sampai ke Teluk Palu–Parigi. Daerah ini merupakan kelanjutan ke arah Selatan dari Samar Arc. Termasuk pada daerah ini adalah Kepulauan Togian, yang secara geomorfologis dikatakan sebagai igir Togian (Tigian Ridge). Daerah orogenese ini sebagain termasuk pada inner arc,  kecuali kepulauan Talaud sebagai Outer Arc.
2.      Orogenese di bagian Sulawesi Sentral
Dibagian sentral ini terdapat tiga struktur yang menjalur Utara – Selatan sebagai berikut :
1.                  Jalur Timur disebut Zone Kolonodale
2.                  Jalur Tengah disebut Zone Poso
3.                  Jalur Barat disebut Zone Palu
Jalur Timur terdiri atas lengan timur dan sebagian yang nantinya bersambung dengan lengan Tenggara. Sebagai batasnya adalah garis dari Malili – Teluk Tomori. Daerah ini oleh singkapan-singkapan batuan beku ultra basis.
Jalur Tengah atau Zone Poso, batas Barat jalur ini adalah Medianline. Zona ini merupakan Graben yang memisahkan antara Zona Barat dan Timur. Dibagian Utara Zone ini terdapat Ledok Tomini dan di Selatannya terdapat Ledok Bone. Daerah ini ditandai oleh mayoritas batuan Epi sampai Mesometamorfik crystalline schist yang kaya akan muscovite.
Jalur Barat atau Zona Palu, ditandai oleh terdapat banyaknya batuan grano – diorite, crystalline schist yang kaya akan biotite dan umumnya banyak ditemui juga endapan pantai. Zona ini dibagian Utara dibatasi oleh Teluk Palu – Parigi, di Selatan dibatasi garis dari Teluk Mandar – Palopo. Dari Teluk Mandar – Palopo ke arah selatan sudah termasuk lengan Selatan – Sulawesi. Daerah jalur Barat ini merupakan perangkaian antara lengan Utara Zone Palu dan lengan selatan merupakan satuan sebagain Inner Arc.
3.      Orogenese di bagian Sulawesi Selatan
Secara garis besar tangan selatan Sulawesi merupakan kelanjutan Zone Palu (Zone bagian barat Sulawesi Tengah) dan tangan tenggara merupakan kelanjutan dari tangan Timur Sulawesi (Zone Kolonodale). Secara Stratigrafi antara lengan selatan dan lengan tenggara banyak memiliki kesamaan, begitu juga antara Zone Palu Lengan Utara dengan Zone Kolonodale Lengan Timur dilain fihak. Walaupun demikian diantaranya terdapat perbedaan-perbedaan sebagai contoh bagian ujung selatan (di Selatan D. Tempe) banyak kesamaannya dengan P. Jawa dan Sumatera sedangkan ujung selatan lengan tenggara lebih banyak kesamaannya dengan Boton Archipelago dan Group Tukang Besi.

KONDISI GEOLOGI PULAU SULAWESI
Secara umum Sulawesi terletak pada pertemuan 3 Lempeng besar yaitu Eurasia, Pasifik,dan IndoAustralia serta sejumlah lempeng lebih kecil (Lempeng Filipina) yang menyebabkan kondisi tektoniknya sangat kompleks. Kumpulan batuan dari busur kepulauan, batuan bancuh, ofiolit, dan bongkah dari mikrokontinen terbawa bersama proses penunjaman, tubrukan, serta proses tektonik lainnya (Van Leeuwen, 1994).

Secara geologik pulau Sulawesi sangat labil secara karena dilintasi patahan kerak bumi lempeng Pasifik dan merupakan titik tumbukan antara Lempeng Asia, Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik.
Secara geologis, Pulau Sulawesi dan sekitarnya merupakan daerah kompleks. Kompleksitas ini disebabkan oleh konvergensi antara tiga lempeng litosfer: lempeng Australia yang bergerak ke utara, lempeng Pasifik ke arah barat-bergerak, dan lempeng Eurasia selatan-tenggara-bergerak.
Berdasarkan keadaan litotektonik Pulau Sulawesi dibagi 4 yaitu:
·         Mandala barat (West & North Sulawesi Volcano-Plutonic Arc) sebagai jalur magmatik (Cenozoic Volcanics and Plutonic Rocks) yang merupakan bagian ujung timur Paparan Sunda;
·         Mandala tengah (Central Sulawesi Metamorphic Belt) berupa batuan malihan yang ditumpangi batuan bancuh sebagai bagian dari blok Australia
·         Mandala timur (East Sulawesi Ophiolite Belt) berupa ofiolit yang merupakan segmen dari kerak samudera berimbrikasi dan batuan sedimen berumur Trias-Miosen
·         Banggai–Sula and Tukang Besi Continental fragments kepulauan paling timur Banggai-Sula dan Buton merupakan pecahan benua yang berpindah ke arah barat karena strike-slip faults dari New Guinea.

FISIOGRAFI
·         Lengan Utara
Meliputi propinsi Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan sulawesi  Utara
Mempunyai bentuk berkelok-kelok
Terdapat gunung api yang masih aktif (Gunung Colo)
Terdapat banyak patahan (Patahan Palu dan Patahan Gorontalo)
Dipisahkan dari lengan timur oleh Teluk Tomini
DAS sempit, sungai pendek dan morfologinya kasar serta banyak perbukitan dan pegunungan
·         Lengan Timur
Meliputi propinsi Sulawesi Tengah
Banyak ditemukan batuan grabo dan malihan
Banyak terjadi gerakan tektonik
DAS sempit, sungai pendek dan morfologinya kasar serta banyak perbukitan dan pegunungan
·         Lengan Tenggara
Meliputi wilayah propinsi Sulawesi Tenggara
Tidak terdapat gunung api aktif maupun tidak aktif
Terjadi batolotik dome dalam jumlah yang luas dengan batuan grabo yang berwarna hitam
DAS memanjang, sungai panjang dan terdapat dataran yang luas
·         Lengan Selatan
Merupakan sayap yang didominasi oleh keberadaan Gunung Lampobatang dengan tinggi 2871 meter
Batuan yang dominan adalah batuan andesit
Daerahnya subur
DAS sempit dan sungainya pendek
Terdapat danau tempe


KONDISI IKLIM PULAU SULAWESI
Iklim dapat didefinisikan sebagai ukuran statistik cuaca untuk jangka waktu tertentu, dan cuaca menyatakan status atmosfer pada sembarang waktu tertentu.  Unsur cuaca atau unsur iklim terdiri dari penerimaan radiasi matahari (kerapatan flukas pada permukaan datar di permukaan bumi), lama penyinaran matahari, suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, kecepatan dan arah angin, penutupan awan, presipitasi (embun, hujan, salju) dan evaporasi/evapotranspirasi. Dua unsur utama iklim adalah suhu dan curah hujan. Indonesia sebagai daerah tropis ekuatorial mempunyai variasi suhu yang kecil, sementara variasi curah hujannya cukup besar. Oleh karena itu curah hujan merupakan unsur iklim yang paling sering diamati dibandingkan dengan suhu.
Ada beberapa sifat khas dari iklim Sulawesi, terutama mengenai curah hujan, yaitu :
1.      Sulawesi terletak di daerah peralihan antara rezim hujan Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Garis peralihan itu terletak pada kira-kira 120BT atau di lintang Banteang di Sulawesi Selatan. Tempat-tempat pada lintang tersebut memperoleh hujan maksimum pada bulan Januari, sedangkan tempat-tempat di sebelah timur lintang tersebut memperoleh hujan terbanyak pada bulan Mei atau Juni.
2.      Sulawesi terdiri dari daratan yang sempit dan bergunung, sehingga pengaruh laut terhadap cuaca sangat besar. Akibatnya di beberapa tempat perubahan cuaca terjadi sangat cepat. Cuaca terang pada suatu saat bisa dalam sekejap berubah manjadi mendung dan hujan. Sehingga sering terjadi pula dilanda angin kencang pada musim pancaroba.
3.      Punggung-punggung pegunungan yang cukup rapat mengakibatkan terlindungnya tempat-tempat dari angin pembawa hujan, sehingga tempat itu memperoleh hujan sangat sedikit.
Selain sifat khas iklim di Sulawesi diatas, curah hujan di Sulawesi tidak berbeda dengan yang terdapat di pulau-pulau lainnya, seperti :
1.      Pantai sebelah timur selamanya lebih kering dari pantai barat. Tetapi pantai barat di sebelah selatan Mamuju sampai Majene tidak demikian, hal itu disebabkan oleh angin yang berhembus ke arah pantai arahnya hampir sejajar dengan pantai dari Mamuju-Majene itu.
2.      Makin tinggi suatu tempat, jumlah hujan yang turun semakin banyak.

1.      Sulawesi tenggara
a.       Musim
Keadaan musim di Propinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Musim hujan terjadi antara bulan November s.d bulan Maret, dan musim kemarau terjadi antara bulan Mei s.d bulan Oktober. Khusus pada bulan April, arah angin tidak menentu demikian pula curah hujan sehingga pada bulan ini dikenal sebagai bulan/musim pancaroba.

b.      Curah hujan
Curah hujan di Propinsi Sulawesi Tenggara umumnya tidak merata. Hal ini menimbulkan adanya wilayah daerah basah dan wilayah daerah semi kering. Wilayah daerah basah mempunyai curah hujan lebih dari 2.000 mm/tahun, daerah ini meliputi wilayah sebelah utara garis Kendari - Kolaka, dan bagian utara pulau Buton dan pulau Wawonii. Sedangkan wilayah daerah semi kering mempunyai curah hujan kurang dari 2.000 mm/tahun, meliputi wilayah sebelah selatan garis Kendari - Kolaka dan wilayah kepulauan disebelah Selatan dan Tenggara jazirah Sulawesi Tenggara.
c.       Suhu udara
Karena wilayah daratan Sulawesi Tenggara mempunyai ketinggian umumnya dibawah 1.000 meter dari permukaan laut dan berada disekitar daerah khatulistiwa, maka propinsi ini beriklim tropis.
2.      Sulawesi tengah
Garis katulistiwa yang melintasi semenanjung bagian utara Sulawesi Tengah membuat iklim di daerah ini tropis. Akan tetapi berbeda dengan Jawa dan Bali serta sebagian pulau Sumatera, musim hujan di Sulawesi Tengah antara bulan April dan Oktober sedangkan musim kemarau antara Oktober hingga April. Rata-rata curah hujan berkisar antara 800–3000 mm per tahun, dan ini merupakan curah hujan terendah di seluruh Indonesia.
Temperatur berkisar antara 25° C – 31° C untuk dataran pantai hingga tingkat kelembaban 71% – 76%. Malam semakin dingin dengan adanya hembusan angin laut.
Di daerah pegunungan, suhu dapat mencapai 16° C – 22° C dan dapat lebih rendah pada plateaux yang lebih tinggi khususnya di waktu malam.

PENGEMBANGAN POTENSI FISIK DI SULAWESI
Propinsi Sulawesi memiliki wilayah perairan yang potensial untuk pengembangan usaha perikanan dan pengembangan wisata bahari, karena disamping memiliki bermacam-macam hasil ikan, juga memiliki panorama laut yang sangat indah. Beberapa jenis ikan hasil perairan laut Sulawesi Tenggara yang banyak ditangkap nelayan adalah : Cakalang, Teri, Layang, Kembung, Udang dll, disamping itu terdapat pula hasil lain seperti : Teripang, Agar-agar, Japing-japing, Lola, Mutiara dll.
Hasil Penelitian yang telah dilakukan oleh ahli kelautan Indonesia dan luar negeri menunjukkan bahwa Buton Timur (Kepulauan Tukang Besi) memiliki potensi perairan untuk wisata bahari yang sangat indah bila dibandingkan dengan daerah-daerah wisata bahari lainnya di Indonesia.
KONDISI TANAH DI SULAWESI
1. Tanah Vulkanis
Ciri-cirinya :
a.       Butir tanahnya halus hingga menyerupai abu
b.      Tidak mudah terbang bila ditiup angin
c.       Tanahnya sangat subur
d.      Banyak mengandung unsur hara yg dibutuhkan tumbuhan


2. Tanah Laterit
Ciri-cirinya :
a.       Warnanya kekuning-kuningan sampai merah
b.      Tanahnya tdk subur
c.       Tanahnya tandus
3. Tanah Kapur (mediteran)
Ciri-cirinya :
a.       Tanahnya tidak subur
b.      Cocok untuk tanaman kayu jati
c.       Memiliki kandungan bahan organik yg rendah
Secara umum, kondisi tanahnya kurang subur, erosi lebih besar.

KONDISI HIDROLOGI DI SULAWESI
 Sulawesi tenggara
Propinsi Sulawesi Tenggara memiliki beberapa sungai besar, tersebar di empat Kabupaten umumnya memiliki potensi yang dapat dijadikan sebagai sumber tenaga untuk kebutuhan industri dan rumah tangga dan juga irigasi. Sungai-sungai besar tersebut seperti : sungai Konawe, disungai ini berdiri Bendungan Wawotobi yang mampu mengairi sawah seluas 18.000 Ha. Selain itu ada sungai Lasolo, sungai Roraya, sungai Sampolawa, sungai Wandasa, sungai Kabangka Balano, sungai Laeya dan lain-lain.



Jumat, 20 November 2015

Prilaku siswa dalam pembelajaran TIK

Sebelum membahas tentang prilaku siswa dalam pembelajaran   teknologi infomasi komunikasi,disini akan saya bahas tentang peranan penting TIK dalam media pembelajaran baik dari proses belajar secara praktis dan lebih mudah bukan hanya itu  TIK juga sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet.

prilaku siswa dalam pembelajaran TIK yaitu dimana siswa itu dalam penggunaan TIK mempunyai tujuan tertentu dalam media pembelajaran,prilaku siswa ini mempunyai dampak positif dan negatif .dampak negatif ini baik dari segi kemalasan dalam belajar terpacu pada jaringan internet tidak mau berfikir sendiri,bukan hanya itu prilaku siswa dalam pembelajaran tik siswa akan lebih mudah mengetahui akses internet yang   menyangut situs situs asusila sehingga kebanyakan siswa SD SMP SMA baik dari kalangan mahasiswa menonton atau membrowsing alamat web porno,yang sangat disayangkan adala anak SD kelas 1 pun sudah mengetahui bagaimana cara mencari situs situs yang tidak semestinya untuk di buka oleh anak SD sehingga dapat meruba pola fikir dan prilaku anak menjadi berfikir dewasa setelah melihat vedio atau film yang tidk seharusnya ia lihat dan akibatnya akan menimbulkan keingin tahuan nya semakin tinggi sehingga prilaku si anak akan cenderung menirukan apa yang ia lihat dari media internet tersebut.prilaku siswa dalam pembelajaran tik ini sangat perlu perhatian dari para guru baik dari pada orang  tua harus mengawasi anak dalam penggunaan tik. dampak positif dari prilaku siswa dalam pembelajaran Tik ini sangat penting mengapa dikatakan penting karena TIK dapat membuat siswa lebih aktif dalam belajar lebih mudah dalam mengakses media pembelajaran ketika adanya diskusi  dan belajar secara LEARNING dan bisa melalui vedio/audio,data/audio dan proses belajar secara mudah melalui edmodo yang mempermudah siswa untuk mengsisi soal tanpa harus menulis di buku.prilaku siswa juga akan terlihat lebih kreatif dan lebih efektif dalam belajar sehingga guru akan lebih mudah memberikan materi kepada siswa.akan lebih baik para orangg tua dan guru ada untuk mengawasi.