Kamis, 14 Januari 2016

MENGIDENTIFIKASI GEOMORFOLOGI REGIONAL PULAU JAWA
unduhan.jpg
TUGAS MATA KULIAH  GEOMORFOLOGI INDONESIA
DOSEN PENASUH
NURANISA,M.Pd
Di susun oleh :
Artasia Yunensi
2014-133-104
kelas 3c

UNIVERSITASPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2015/2016







Geomorfologi Jawa
(R.W. van Bemmelen, 1949)
1. Gunungapi Kuarter
2. Dataran Aluvial Utara
3. Antiklinorum Rembang – Madura
4. Antiklinorum Bogor – Peg. Serayu Utara – Peg. Kendeng
5. Kubah dan Punggungan pada Zona Depresi Tengah – Peg. Bayah – Peg. Serayu Selatan
6. Zona Depresi Tengah – Zona Bandung – Zona Serayu - Zona Solo – Zona Randublatung
7. Pegunungan Selatan – Jawa Barat – Jawa Timur Gunungapi Kuarter

1.    Gunung api kuarter
      (Quartenary Volcanoes)
 Banten: G. Pulosari, G. Karang
• Jawa Barat: G. Tangkuban Parahu, G. Patuha, G.
Galunggung, G. Talagabodas, G. Tampomas, G.
Salak
• Jawa Tengah dan DIY: G. Slamet, G. Sumbing, G.
Sundoro, G. Merapi, G. Telomoyo, G. Merbabu, G.
Ungaran, G. Muria
• Jawa Timur: G. Wilis, G. Kelud, G. Anjasmoro, G.
Bromo, G. Arjuno, G. Raung, G. Argopuro, G. Ijen

2.      Gunungapi di Jawa



3.    Dataran Aluvial Pantai Utara
 • Jawa Barat: Memanjang barat – timur dari
Teluk Banten – Jakarta – Cirebon
• Jawa Tengah: Cirebon – Pekalongan, Kendal –
Semarang, melebar di sekitar G. Muria
• Jawa Timur: aluvial tidak terdapat di bagian
utara, berbentuk segitiga Jombang –
Wonokromo- Bangil dan memanjang,
Bojonegoro – Surabaya

4.    Antiklinorum Rembang – Madura
• Perbukitan yang memanjang dari barat
Purwodadi sampai ke utara Gresik, berlanjut
ke Madura
• Lebarnya rata-rata 50 km, ketinggian
mencapai 500 m (Gading 535 m, Tungangan
491 m)
• Tiap-tiap kaki punggungan diselingi oleh
dataran aluvial (dekat Blora, Jojogan dan
sepanjang hilir Bengawan Solo)
5.    Antiklinorum Bogor
• Jalur antiklinorum Bogor memanjang sekitar
40 km dari perbatasan Banten sampai sungai
Pemali dan Bumiayu di Jawa Tengah
• Bagian baratnya membentang dari arah barat
– timur tetapi bagian timurnya arahnya agak
baratlaut – tenggara, menunjukkan kerangka
yang cembung ke arah utara
• Bagian timurnya tertutup oleh vulkan-vulkan
muda

6.    Peg. Serayu Utara
• Merupakan penghubung antiklinorum Bogor
dengan Peg. Kendeng di Jawa Timur
• Lebarnya 30 – 50 km
• Ujung baratnya tertutup oleh G. Slamet dan
bagian Timurnya tertutup oleh vulkanik muda,
G. Rogojembangan, kompleks Dieng dan G.
Ungaran
7.    Peg. Kendeng
• Sebelah selatan Semarang panjangnya 250 km
dan lebarnya 40 km, menyempit ke arah timur
sampai 20 km.
• Tingginya jarang lebih dari 500 m
• Dekat Ngawi terdapat sumbu depresi
(Bengawan Solo) yang membagi punggungan
menjadi bagian barat dan timur
8.    Peg. Bayah
• Punggungan rendah (Pliosen) merupakan
sambungan dari Selat Sunda
• Merupakan ambang diantara basin-basin
geosinklinal Sumatra dan Jawa Utara
• Ada bagian yang dibatasi oleh gunungapi
muda: G. Malang, G. Endut, G. Halimun I dan
G. Halimun II
9. Peg. Serayu Selatan
• Bagian baratnya merupakan sebuah
pengangkatan dari Zona depresi Bandung,
terpisah dari Rangkaian Bogor oleh dataran
Majenang serta hulu sungai Cihaur dan Pasir.
• Bagian timurnya terpisah dari bagian barat
oleh lembah Jatilawang dekat Ajibarang serta
terpotong melintang oleh sungai Serayu
• Ujung timur (antara Purworejo dan Kali Progo)
dibentuk oleh Dome Pegunungan Kulonprogo
9.     Zone Bandung
• Depresi antar pegunungan, jalur memanjang
dengan lebar 20-40 km
• Membentang dari Pelabuhan Ratu di barat,
melalui lembah Cimandiri (Sukabumi), dataran
tinggi Cianjur, Bandung, Garut sampai Citandui
(Tasikmalaya) di sebelah timur dan berakhir di
Segara-anakan pada pantai selatan Jawa
10.                Tengah Zona Serayu
• Terletak diantara Peg. Serayu Utara dan Peg.
Serayu Selatan
• Berbentuk memanjang (Majenang – Ajibarang
– Purwokerto – Wonosobo)
• Di sebelah timur Wonosobo melebar tetapi
tertutupi oleh G. Sundoro dan G. Sumbing
11.                Zona Solo
• Zona depresi memanjang di Jawa Timur
• Dapat dibagi menjadi tiga jalur yang sejajar:
subzona Ngawi, Zona Solo dan subzona Blitar
12.                Zona Randublatung
• Jalur sinklinal yang membujur dari Semarang
melalui Purwodadi – Randublatung –
Ngimbang sampai Wonokromo dekat
Surabaya
13.                 Pegunungan Selatan
Jawa Barat:
• Membentang dari Pelabuhan Ratu sampai
Pulau Nusakambangan
• Lebar mencapai 50 km
• Bagian barat: Jampang (1000 m)
• Bagian tengah: Pengalengan (2000 m)
• Bagian timur: Karangnunggal (1000 m)
14.                 Pegunungan Selatan
Jawa Timur
• Lebar mencapai 55 km di sebelah selatan
Surakarta, di sebelah selatan Blitar hanya 25 km
• Bagian timur terdiri dari Pegunungan Seribu
(Gunung Sewu), sebagian terdiri dari Kapur
(Karst).
• Diantara Pacitan dan Popoh, bagian utara Peg.
Selatan menunjukkan endapan vulkanik yang
lebih tua dan sisa peneplain kuarte

























MENGIDENTIFIKASI GEOMORFOLOGI REGIONAL PULAU JAWA
unduhan.jpg
TUGAS MATA KULIAH  GEOMORFOLOGI INDONESIA
DOSEN PENASUH
NURANISA,M.Pd
Di susun oleh :
Artasia Yunensi
2014-133-104
kelas 3c

UNIVERSITASPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2015/2016







Geomorfologi Jawa
(R.W. van Bemmelen, 1949)
1. Gunungapi Kuarter
2. Dataran Aluvial Utara
3. Antiklinorum Rembang – Madura
4. Antiklinorum Bogor – Peg. Serayu Utara – Peg. Kendeng
5. Kubah dan Punggungan pada Zona Depresi Tengah – Peg. Bayah – Peg. Serayu Selatan
6. Zona Depresi Tengah – Zona Bandung – Zona Serayu - Zona Solo – Zona Randublatung
7. Pegunungan Selatan – Jawa Barat – Jawa Timur Gunungapi Kuarter

1.    Gunung api kuarter
      (Quartenary Volcanoes)
 Banten: G. Pulosari, G. Karang
• Jawa Barat: G. Tangkuban Parahu, G. Patuha, G.
Galunggung, G. Talagabodas, G. Tampomas, G.
Salak
• Jawa Tengah dan DIY: G. Slamet, G. Sumbing, G.
Sundoro, G. Merapi, G. Telomoyo, G. Merbabu, G.
Ungaran, G. Muria
• Jawa Timur: G. Wilis, G. Kelud, G. Anjasmoro, G.
Bromo, G. Arjuno, G. Raung, G. Argopuro, G. Ijen

2.      Gunungapi di Jawa



3.    Dataran Aluvial Pantai Utara
 • Jawa Barat: Memanjang barat – timur dari
Teluk Banten – Jakarta – Cirebon
• Jawa Tengah: Cirebon – Pekalongan, Kendal –
Semarang, melebar di sekitar G. Muria
• Jawa Timur: aluvial tidak terdapat di bagian
utara, berbentuk segitiga Jombang –
Wonokromo- Bangil dan memanjang,
Bojonegoro – Surabaya

4.    Antiklinorum Rembang – Madura
• Perbukitan yang memanjang dari barat
Purwodadi sampai ke utara Gresik, berlanjut
ke Madura
• Lebarnya rata-rata 50 km, ketinggian
mencapai 500 m (Gading 535 m, Tungangan
491 m)
• Tiap-tiap kaki punggungan diselingi oleh
dataran aluvial (dekat Blora, Jojogan dan
sepanjang hilir Bengawan Solo)
5.    Antiklinorum Bogor
• Jalur antiklinorum Bogor memanjang sekitar
40 km dari perbatasan Banten sampai sungai
Pemali dan Bumiayu di Jawa Tengah
• Bagian baratnya membentang dari arah barat
– timur tetapi bagian timurnya arahnya agak
baratlaut – tenggara, menunjukkan kerangka
yang cembung ke arah utara
• Bagian timurnya tertutup oleh vulkan-vulkan
muda

6.    Peg. Serayu Utara
• Merupakan penghubung antiklinorum Bogor
dengan Peg. Kendeng di Jawa Timur
• Lebarnya 30 – 50 km
• Ujung baratnya tertutup oleh G. Slamet dan
bagian Timurnya tertutup oleh vulkanik muda,
G. Rogojembangan, kompleks Dieng dan G.
Ungaran
7.    Peg. Kendeng
• Sebelah selatan Semarang panjangnya 250 km
dan lebarnya 40 km, menyempit ke arah timur
sampai 20 km.
• Tingginya jarang lebih dari 500 m
• Dekat Ngawi terdapat sumbu depresi
(Bengawan Solo) yang membagi punggungan
menjadi bagian barat dan timur
8.    Peg. Bayah
• Punggungan rendah (Pliosen) merupakan
sambungan dari Selat Sunda
• Merupakan ambang diantara basin-basin
geosinklinal Sumatra dan Jawa Utara
• Ada bagian yang dibatasi oleh gunungapi
muda: G. Malang, G. Endut, G. Halimun I dan
G. Halimun II
9. Peg. Serayu Selatan
• Bagian baratnya merupakan sebuah
pengangkatan dari Zona depresi Bandung,
terpisah dari Rangkaian Bogor oleh dataran
Majenang serta hulu sungai Cihaur dan Pasir.
• Bagian timurnya terpisah dari bagian barat
oleh lembah Jatilawang dekat Ajibarang serta
terpotong melintang oleh sungai Serayu
• Ujung timur (antara Purworejo dan Kali Progo)
dibentuk oleh Dome Pegunungan Kulonprogo
9.     Zone Bandung
• Depresi antar pegunungan, jalur memanjang
dengan lebar 20-40 km
• Membentang dari Pelabuhan Ratu di barat,
melalui lembah Cimandiri (Sukabumi), dataran
tinggi Cianjur, Bandung, Garut sampai Citandui
(Tasikmalaya) di sebelah timur dan berakhir di
Segara-anakan pada pantai selatan Jawa
10.                Tengah Zona Serayu
• Terletak diantara Peg. Serayu Utara dan Peg.
Serayu Selatan
• Berbentuk memanjang (Majenang – Ajibarang
– Purwokerto – Wonosobo)
• Di sebelah timur Wonosobo melebar tetapi
tertutupi oleh G. Sundoro dan G. Sumbing
11.                Zona Solo
• Zona depresi memanjang di Jawa Timur
• Dapat dibagi menjadi tiga jalur yang sejajar:
subzona Ngawi, Zona Solo dan subzona Blitar
12.                Zona Randublatung
• Jalur sinklinal yang membujur dari Semarang
melalui Purwodadi – Randublatung –
Ngimbang sampai Wonokromo dekat
Surabaya
13.                 Pegunungan Selatan
Jawa Barat:
• Membentang dari Pelabuhan Ratu sampai
Pulau Nusakambangan
• Lebar mencapai 50 km
• Bagian barat: Jampang (1000 m)
• Bagian tengah: Pengalengan (2000 m)
• Bagian timur: Karangnunggal (1000 m)
14.                 Pegunungan Selatan
Jawa Timur
• Lebar mencapai 55 km di sebelah selatan
Surakarta, di sebelah selatan Blitar hanya 25 km
• Bagian timur terdiri dari Pegunungan Seribu
(Gunung Sewu), sebagian terdiri dari Kapur
(Karst).
• Diantara Pacitan dan Popoh, bagian utara Peg.
Selatan menunjukkan endapan vulkanik yang
lebih tua dan sisa peneplain kuarte

























Jumat, 01 Januari 2016


LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN BANTARAN SUNGAI MUSI DI DAERAH GANDUS
GEOMORFOLOGI INDONESIA


                                                                                               
DISUSUN OLEH KELOMPOK 5

1.      REZA MUTIARA DATAU        2014 133 088
2.      SHERA LEGIONITA                 2014 133 093
3.      RIZKA KUSUMAWATI            2014 133
4.       ARDIANSYAH                          2014133
5.      ARTASIA YUNENSI                 2014 133 104

DOSEN PENGASUH
NURANISA, M.Pd

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GEOGRAFI
TAHUN AJARAN 2015


KATA PENGANTAR

                       Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahNya, akhirnya kami  dari  kelompok 5 Pratikum Lapangan Geomorfologi Indonesia Tahun 2015 di lokasi Bantaran Sunga Musi kecamatan gandus Palembang, dapat menyelesaikan Laporan kelompok Pratikum Lapangan.
Dalam mempersiapkan Laporan ini sayatelah memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan terima kasih atas sumbangan pemikiran, ajaran, bimbingan, fasilitas, motivasi serta doa kepada :
           Ibu  Nuranisa,M.,Pd
Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna bagi kita semua, kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi perbaikan laporan ini di masa yang akan datang.

                                                        Palembang,  Desember    2015


                                    Penulis,












PENDAHULUAN

Tanggal Praktek          : 17 Desember 2015

Tujuan                        
 1. Agar dapat mengetahui bentuk lahan yang ada di Sumatra selatan
 2. Agar dapat mengetahui bentuk lahan asal proses fluvial
  3. Agar dapat mengidentifikasi bentuk lahan asal proses fluvial di
                Lapangan                   
4. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa tentang bentuk lahan
               asal proses fluvial

Landasan Teori          
1.      Jenis tanah apa yang ada di daerah bantaran sungai musi
2.      Bagaimana tekstur tanah nya
3.      Bentuk daerah sungai musi

Alat dan bahan            :
1.     Botol aqua
2.     Pengebor tanah
3.     Karung
4.     Pisau / karter
5.     Kain mori
6.     Air sungai
7.     Tanah
8.     Pena
9.     Buku
10. Kamera


Langka kerja   1          :
1.      Siapkan semua alat dan bahan
2.       Potong bolol aqua menjadi 2 ( dua ) bagian,setelah di potong menjadi dua bagian masukan tanah di dalam botol yang ada tutupnya yang sudah di beri lubang kecil.
3.      Setelah bagian botol yang di atas sudah di beri tanah maka potongan botol yang bagian bawah di beri kain mori di bagian atas nya
4.      Lalu botol yang sudah di beri tanah tersebut di letakan di atas kain mori yang secara perlahan di beri air
5.      Setelah itu mulailah mengamati apa yang terjadi pada tanah tersebut
Langkah kerja    2       :
1.    Ambil botol aqua bagian bawah nya
2.    Setelah itu masukan tanah kedalam botol aqua tersebut
3.    Lalu masukan air hingga menyatu dengan tanah tersebut dan diamkan beberapa detik
4.    Setelah didiamkan maka amatilah lapisan lapisan yang ada di tanah tersebut















PEMBAHASAN

1.      DAERAH ALIRAN SUNGAI
            Daerah aliran sungai yang telah di observasi pada lapangan bahwa palembang terdiri dari rawa-rawa dan merupakan daerah resapan air,jenis tanah yang telah di observasi adalah tanah lempungg,berpasir serta tekstur tanahnya lengket sehingga ketebalan sedimennya terlarut dalam air jenis tanah tersebut fluviall dan kurang subur untuk daerah pertanian,sehingga dataran aluvial merupakan dataran rendah dengan material hasil sedimentasi air sungai.
Dengan demikian dapat dilihat erosi yang terjadi pada sungai musi yaitu erosi dari hulu ke hilir dari erosi,transportasi,dan deposisi.

2.      DAERAH BANJIR
            Dataran banjir merupakan dataran rendah yang terbentuk akibat limpasan banjir sungai,sehingga tanggul alam sungai membentuk akibat banjir di dataran rendah yang berperan menahan air hasil limpasan banjir sserta genangan tersebut dapat kembali lagi ke sungai.Pada rawa belakang sungai adalah bagian dataran banjir dimana simpanan  tanah liat menetap setelah banjir dan biasanya berposisi jauh dari saluran sungai.Dengan demikian teras sungai dapat dimanfaatkan untuk mengetahui proses-prose yang telah terjadi di masa lalu ,adapun faktor yang mempengaruhi proses pembentukan dan pengembangan teras sungai adalah proses perubahan base level of erusion dan perubahan iklim.Pada Gosong sungai sendiri adalah jenis sungai yang berkelok-kelok terbentuk pada sungai yang sudah tua akibat dari erosi atau pengikisan.Daerah sungai musi sendiri merupakan memiliki daerah sungai yang berbentuk Delta,Delta Sungai merupakan bentang alam hasil sedimentasi  sungai pada baian hilir.







HASIL KEGIATAN

berdasarkan hasil pengamatan kami di lapangan di area sekeliling aliran sungai musi terlihat bentuk jenis tanah fluvial dan dataran alluvial. Tekstur tanah nya lengket,struktur tanahnya lempung berpasir, dan warna tanah nya kuning karena akibat hasil dari pengendapan banjir,
Jika tanah tidak menyerap air dengan keadaan lama maka tidak baik untuk daerah pertanian,jika cepat menyerap maka tanah tersebut subur untuk menjadi daerah pertanian.





















DAFTAR PUSTAKA


Hasil observasi di lapangan daerah bantaran sungai musi daerah gandus